Tanggal: 27 July 2024
Jam: 08:58:09
![]() | ![]() | ![]() |
POHON RAMBUTAN ANGKER
menerima kritik dan saran...
By: Irma Yunitasari
Suara rintihan kesakitan memecah kesunyian malam desa argoyoso,hujan deras mengguyur tanpa jeda
Karto dan sularseh adalah pasangan suami-istri yang tinggal didesa argoyoso,desa argoyoso sangat jauh dari pemukiman warga sehingga tidak ada yang mendengar jerit larseh malam itu di desa argoyoso.
"Kang,cepat aku sudah tidak kuat ini sakit sekali"
"Iyaaa neng,akang mohon bersabar lah, berdoa neng " suara Karto terdengar bergetar
"Kang,kita berhenti digubuk bawah pohon rambutan itu saja kang,larseh sudah ta kuat bila terus berjalan" suara larseh memecah keheningan,disertai keringat sebiji jagung nafas yang tersengal sengal dia berusaha berteriak karna hujan sangat deras mengurangi pendengaran.
Sesampai digubuk,larseh membaringkan tubuhnya tanpa alas apapun
"Neng,akang harus gimana neng?"Karto yang panik tidak sadar bulir bening menetes melihat istri tercinta nya kesakitan"
Karto berusaha membimbing larseh untuk berusaha melahirkan
" ikuti akang neng,tarik nafas neng,ayo neng berusahalah neng"
Burung gagak bersahut sahutan diatas atap gubuk reot bawah pohon rambutan yang sangat bersar itu,kilat petir menyambar-nyambar
Darah merembes keluar dari sela pa*a larseh
"Kang, larseh sudah tidak sanggup,maafkan aku bila aku banyak salah padamu kang, maaf aku tidak bisa memberimu hadiah (anak)diantara cinta kita kang, maafkan larseh gagal melahirkan buah cinta kita kang "nafas larseh terdengar tersengal sengal seperti sangat sulit untuk mengucapkan kalimat perpisahan pada karto"
Kemudian mata larseh terpejam untuk selamanya.
Karto hanya menangis mendengar ucapan larseh yang sangat menyakiti hatinya dan mata yang terpenjam diahir kalimat perpisahan itu.karto menangis,dia tidak bisa hidup tanpa cintanya.
Lantai tanah basah oleh darah yang keluar tanpa jeda dari sela pa*a larseh,membuat hati Karto semakin teriris iris pisau tajam"
"Neng, maafkan akang,akang gagal membawamu ke rumah mbok warni neng,sehingga nyawamu tidak bisa selamat, akang menyesal , harusnya akang mendengar ucapan mbah warni tempo hari,pasti kita sekarang sudah bisa melihat buah hati kita berdua,dan yang pasti kamu tetap disisi akang neng huhuhuhu"Karto menangis disamping mayat sularseh didalam gubuk bawah pohon rambutan Pinggir jalan desa argoyoso itu.
Mbah warni adalah dukun bayi,yang biasa membantu persalinan ibu ibu desa.
"Karto masih termenung disamping mayat larseh"
Karto teringat ucapan Mbah warni tempo hari,Tiga hari sebelum larseh melahirkan kedua sepasang suami istri itu sempat berkunjung kerumah Mbah warni untuk sekedar periksa"
"Nak, istrimu sebentar lagi akan melahirkan tidak tau hari apa,yang pasti tinggal pagi, siang atau malam,Mbah sarankan untuk menginap disini saja istrimu,Mbah takutnya istrimu melahirkan malam hari, mengingat usia Mbah yang sudah tua Mbah tidak bisa kedesa argoyoso,kasihan istrimu,bila saja melahirkan malam hari dan harus dibawa jauh kesini "
"Tidak papa mbah kami pulang saja ada ternak dirumah kasihan bila harus kami tinggal,akang juga harus kesawah mengurus tanaman padi kami takut diserang hama" sahut larseh disertai senyuman manis dibibir tipisnya yang merah merona alami.
"Yasudah Mbah hanya mengingatkan"
Terlihat raut wajah khawatir diwajah keriput mbah warni.
Karto tersadar dari lamunannya,dia kembali menangis mengingat istrinya sudah tiada, Dia masih teringat senyum manis istrinya kala menjawab tutur kata mbah warni
"Neng bangun jangan tinggalin akang neng"
Karto seperti kehilangan akal dia keluar dari gubuk menangis dan berteriak "Tidak aku tidak bisa hidup tanpa larseh dan juga anakku,huhuhuhu"
Karto terdiam matanya ta sengaja menangkap tambang bekas tali usang entah milik siapa, Setan sudah menguasai diri karto dia mengambil tali,lalu memasangkan dipohon rambutan.
"Akang akan menyusulmu neng,akang tak sanggup hidup tanpamu dan calon anak kita"
Tali itu dimasukan keleher,dan menggantung tubuh Karto. Karto merasakan sakit yang amat sangat sebelum kematian itu tiba. Lidah terjulur mata melotot,mata mendelik dengan tubuh yang kaku..
Bersambung...
#part.1
"Kangg,sepertinya aku akan melahirkan,perutku sakit sekali,aku sudah tidak kuat arghhhh"
"Sabar neng,sebentar lagi kita sampai bertahanlah"
Kondisi hujan dan angin yang kencang membuat Karto sulit untuk mengayuh sepeda tua nya.
Dia menga**kang kan kedua kakinya
"Hufttt hufttt argggh"
Badan yang basah oleh keringat, Lantai tanah yang lembab dan air hujan tidak membuat dia kedinginan karna sakit yang dirasa.
"Huhh huh huh,kang ini sakit sekali kang larseh seperti mau mati "
"Akang mohon berhenti berkata seperti itu neng, berusahalah neng"air mata Karto tidak berhenti menetes .
Tempat tinggal Mbah warni jauh dari desa argoyoso tepatnya didesa sebelah,Mbah warni tidak bisa pergi malam malam kedesa sebelah karna mengingat usianya yang sudah tua
Sehingga membuat karto dan larseh harus datang ke rumah Mbah warni.
![]() | ![]() |